The Power of Attitude

Teman, sebagai seorang muslimah kita mengetahui bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Setiap muslimah pasti memimpikan hal tersebut. Bagaimana diri kita, itu semua berawal dari bagaimana sikap kita. Lalu, bagaimana membentuk sikap yang positif itu?

baby31

SIKAP
Dalam banyak hal, kita memiliki kesamaan; akan tetapi satu perbedaan kecil hampir selalu membuat sebuah perbedaan besar. Apakah itu? Perbedaan kecil itu adalah SIKAP.

William James berkata, “Penemuan terbesar dari generasi ini adalah seorang manusia bisa mengubah kehidupan dengan mengubah SIKAPNYA.” Kita seringkali tidak sadar bahwa sikap kita tidak hanya memberikan pengaruh pada kebahagiaan dan kesuksesan kita sendiri, tapi juga bisa mempengaruhi kesuksesan semua orang yang ada di sekeliling kita. . .keluarga, teman-teman, dan rekan-rekan kerja kita. Sebenarnya sikap itu menular, dan dari waktu ke waktu kita perlu bertanya pada diri sendiri…”Apakah sikapku ini pantas ditiru?”

Setiap hari kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk membuat satu perbedaan positif dalam kehidupan orang lain. Kita boleh memilih untuk bersedih dengan semua beban dalam hidup kita, atau bisa memutuskan untuk hidup dalam kekaguman, menyentuh hati pribadi lain dalam kehidupan kita. Itu semua pilihan. Kita bisa memilih menjalani hidup semaksimal mungkin, dan diberi kesempatan untuk menyentuh kehidupan seseorang dengan cara yang positif.

Yakin dan Kekuatan Cita-Cita
“Temukan satu tujuan, dan keinginan besar Anda akan mengikutinya. Namun, tuliskanlah dan sering-seringlah membacanya. Sebuah cita-cita yang tidak dituliskan, hanyalah sebuah harapan belaka.” (Mac Anderson)

Bahkan dengan cita-cita, keinginan besar, dan tujuan dalam hidup kita semua dihadapkan pada kemalangan dan bagaimana kita bereaksi terhadap kemalangan itulah yang akan mendiktekan kesuksesan atau kegagalan kita. Banyak terdapat penghalang, jalan memutar atau lubang pada jalan hidup yang kita lalui. Kadang-kadang semangat kita mungkin surut, dan hati kita merasa ragu.

Pahami Kekuatan Manusia
Sebagian orang menyamakan kerendahan hati dengan kelemahan. Padahal sebaliknya. Kerendahan hati adalah sebuah kekuatan luar biasa yang menarik keinginan baik manusia, dan menghargai siapa saja yang memiliki keinginan itu. Pikirkan orang-orang yang kita temui dan pikirkan, “Wow! Orang yang luar biasa!”

Rendah hati bukanlah sebuah tindakan, tapi sebuah sikap. Ia merupakan sebuah sikap melayani dan mempedulikan orang lain leih dari kita mempedulikan diri kita sendiri. Mereka yang mencapai kerendahan hati biasanya diberi berkah lebih dari impian mereka yang paling liar.

Seseorang yang rendah hati selalu merupakan pendengar yang baik, dan tidak diragukan lagi, salah satu tindakan paling sederhana dari kebaikan dan sikap rendah hati adalah untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikatakan seseorang.

Bangun Hubungan yang Dapat Dipercaya
“Teman sejati adalah seseorang yang bisa membuat kita melakukan apa yang kita bisa.” (Ralph Waldo Emerson)

Saat menghadapi kemalangan, kita semua membutuhkan pertolongan. Satu masalah paling kritis dalam menjaga sikap positif di tengah kesulitan adalah apakah kita memiliki teman yang positif untuk membantu kita. Orang-orang yang akan memberi kita kekuatan dan rasa percaya diri untuk terus maju?

Hubungan-hubungan yang dapat dipercaya menghasilkan kesempatan luar biasa bagi kita untuk tetap berada dalam sikap positif, tetap fokus dan berkembang.

Tidak ada yang membentuk sikap kita melebihi fokus kita terhadap prioritas. Karena saat bergerak menuju alasan mengapa kita hidup, seringkali hasilnya adalah pikiran yang bahagia dan damai.

Seseorang pergi mengelilingi dunia untuk mencari apa yang ia butuhkan dan akhirnya ia mendapatinya ketika kembali pulang ke rumah. Kecintaan keluarga kita, teman-teman kita, dan keyakinan kita akan membentuk sikap dan menentukan kesuksesan kita yang sebenarnya dalam kehidupan ini.

Berikut adalah sebuah esai klasik dari Charles Swindoll yang menarik bagi saya…

Semakin lama aku hidup, semakin aku menyadari pengaruh sikap dalam kehidupan. Bagiku, sikap lebih penting
daripada fakta. Sikap lebih penting daripada masa lalu, pendidikan, uang, lingkungan, kegagalan, kesuksesan, apa yang dipikirkan, apa yang dikatakan atau dilakukan orang. Sikap lebih penting daripada penampilan, bakat, atau keterampilan. Sikap akan menghasilkan atau menghancurkan sebuah perusahaan… sebuah rumah.

Hal yang luar biasa adalah kita memiliki sebuah pilihan setiap harinya akan sikap yang akan kita ambil pada hari itu. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, kita tidak bisa merubah kenyataan bahwa orang-orang akan bertindak dengan cara tertentu. Kita tidak bisa merubah hal yang tidak bisa kita hindari. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menggunakan apa yang kita miliki, dan itu adalah sikap kita.

Aku yakin bahwa hidup ini 10% dari apa yang terjadi pada diriku dan 90% bagaimana aku bereaksi terhadap hal-hal tersebut. Begitu juga dengan kita-kita bertanggungjawab terhadap sikap-sikap kita.

“Impian menjadi jelas ketika kita memandang ke dalam hati kita. Siapa yang melihat keluar, maka ia bermimpi. Siapa yang melihat ke dalam, ia akan bangkit.”(Carl Jung)

Tentukan Tujuan Hidup
Mencintai apa yang kita lakukan adalah salah satu kunci paling penting untuk menjaga sebuah sikap positif. Kita tidak bisa menipu keinginan. Ia adalah bahan bakar yang menggerakkan impian apa saja dan merupakan alasan kita bahagia karena kita hidup.

Bagaimana caranya menemukan tujuan hidup?
Tidak ada jawaban yang mudah, namun berikut dua tips praktis yang bisa membantu kita:
1. Temukan bakat kita
2. Temukan apa yang membuat kita bersemangat

Menemukan alasan hidup, memberikan kita sebuah sikap positif yang tidak bisa dihentikan.

“Kunci meraih sukses dalam hidup adalah menggunakan pemikiran baik dari orang bijak.”(Leo Tolstoy)

***

Disarikan dari buku karya Mac Anderson “The Power of Attitude”

Leave a comment »

Apa kabar, Shalat?

Amalan apakah yang mengantarkan kita dekat kepada Allah? Ya, shalat. Shalat adalah amalan yang utama dan merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Karena keutamaan-keutamaan tersebut, shalat menduduki posisi utama amalan yang mendekatkan kita kepada Allah. Sehingga, shalat merupakan kewajiban umat Islam jika ingin meraih pahala dan dekat dengan Allah.

shalat_akhwat

Shalat adalah perintah Allah Swt. dan ibadat yang paling utama untuk membuktikan ke-Islaman seseorang. Untuk mengukur keimanan seseorang, dapat dilihat kerajinan dan keikhlasan dalam mengerjakan shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah segala amalan yang lain, dan jika shalatnya itu rusak, maka rusak pula amalan yang lain. Jelasnya, apabila seseorang mengaku beriman, tetapi ia tidak pernah mengerjakan shalat, maka pengakuannya tidak dibenarkan oleh syara’. Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan intisari Islam terletak pada shalat. Sebab dalam shalat tersimpul seluruh rukun agama dan amal ibadah yang pertama dihisab adalah shalat. 

Setiap detik, menit, dan jam kita lewati. Jam bertemu dengan jam sehingga menghasilkanlah waktu yang terus berpacu. Di antara pergantian waktu tersebut, terselip lima waktu yang menjadi halte bagi kita. Halte untuk mendapatkan tiket meraih tempat yang layak di alam yang lebih kekal lagi, akhirat dan surga.

Apakah kita selalu berhenti sejenak dari rutinitas dalam rangka mengumpulkan tiket untuk kehidupan kelak?Ataukah kita melewatkannya secara cuma-cuma untuk meraih kehidupan dunia yang fana? Padahal,kita memiliki lima halte dalam sehari. Ya, lima kali berhenti untuk sejenak mendekatkan diri kepada Allah secara lebih dekat. Sejenak untuk berdoa, sejenak untuk meraih surga. Indah, bukan?

Namun, apakah janji akhirat dan surga itu belum cukup atau mahal? Sehingga sering di antara kita lebih memilih menggadaikan pahala surga dengan dunia. Melakukan shalat apa adanya. Jangankan shalat sunah, shalat wajib saja masih alakadarnya, tidak tepat waktu bahkan ditinggalkan. Naudzubillah, jangan sampai yang terakhir tersebut mengenai diri kita. Aamiin.

Seiring bergantinya waktu, kehidupan kita pun kian berubah. Menjalani hari demi hari dengan pengalaman yang berbeda. Yang tingkat satu, berlanjut ke tingkat dua. Yang tingkat akhir berlanjut menjalankan amanah lain, yaitu skripsi. Yang sudah lulus, menjalani fase kehidupan lain, melanjutkan studi atau ke dunia kerja. Selain itu, dihadapkan pula dengan kehidupan baru yang bernama pernikahan. Semuanya insyaAllah akan kita lewati pada masanya.

Dari semua peristiwa di atas, yang tidak berubah adalah kewajiban shalat. Bagi mahasiswa lulusan S1, skripsi bukan lagi bebannya, bukan lagi salah satu tujuan dan kesibukannya. Karena, itu sudah dilewatinya. Berbeda dengan shalat, sesibuk apapun kita, sebanyak apa pun beban kita, sebanyak apa pun mimpi dan tujuan kita, shalat tetaplah harus kita jalani. Bahkan, dengan shalat justru beban kita berkurang. Gak percaya? Karena dengan shalat, kita memohon kepada Allah. Mengadu kepada Allah. Curhat pada Allah. Menenangkan hati dan pikiran kepada Allah. Kita berserah kepada Allah.

Saya sudah kaya, jadi untuk apa shalat?
Lho, apakah kamu tidak malu jika dihadapkan pada Nabi Sulaiman? Beliau adalah nabi terkaya di bumi. Kekayaannya mencapai 2/3 bumi. Namun, bagaimana Beliau? Beliau tetap beribadah. Tetap shalat.

Saya masih miskin, lebih baik sibuk untuk bekerja. Jadi, untuk apa shalat?
Lho, apakah kamu tidak malu jika dihadapkan pada Nabi Isa? Beliau adalah nabi termiskin. Saking miskinnya, Beliau makan daun-daunan hingga pandai meracik obat. Namun, bagaimana Beliau? Beliau tetap beribadah. Tetap shalat.

Saya sudah menarik. Cantik/tampan. Jadi, untuk apa shalat?
Lho, apakah kamu tidak malu jika dihadapkan pada Nabi Yusuf? Beliau adalah orang tertampan di bumi. Saking menarik/tampannya, wanita2 yang diundang Zulaikha tak sadar tangannya teriris karena terpesona oleh ketampanan nabi Yusuf. Namun, bagaimana Beliau? Beliau tetap beribadah. Tetap shalat.

Nah, masihkan kita beralasan sibuk dan alasan lain untuk menunda atau tidak melaksanakan shalat? Jika masih sering seperti itu, coba kita cek iman kita. Cek hati kita. Bertanya pada diri sendiri. Dari manakah kita? Apakah tujuan hidup kita? Akan ke mana setelah kita mati? Dengan menunda atau meninggalkan shalat apakah cara yang benar? Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut mampu kita jawab dengan baik dan benar, insya Allah kita akan tahu bagaimana dan apa tujuan kita. Dari tujuan tersebut akan mengantarkan kita untuk melakukan hal-hal yang akan mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

Shalat yang wajib kita jalani adalah 17 rakaat atau lima waktu shalat. Jika kita ingin meraih pahala lain, maka dengan menambah shalat rawatib sebanyak 12 rakaat dalam sehari pada shalat wajib. Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang shalat (rawatib) 12 rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan untuknya rumah di surga” (HR Muslim). Shalat wajib, shalat rawatib, shalat dhuha, tahajud, istikharah, hajat, dll adalah amalan yang sebaiknya kita lakukan dan rutinkan. Apa kabar, Shalat? Untuk mengetahuinya, cobalah dengan membiasakannya setiap hari atau memberi batas minimal berapa kali dalam seminggu. InsyaAllah, hal tersebut tidak berat jika kita membiasakannya dan ikhlas melakukannya. Semoga, kita dimudahkan dalam menjalankan kewajiban dan amalan ini. Serta, semoga kita termasuk orang-orang pilihan-Nya yang meraih tiket kehidupan yang lebih baik di akhirat dan meraih surga. Aamiin yaa robbal’aalaamiin.

”Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” (Ankabut ayat 45)

”Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Surat Al-Haj ayat 77)

”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku.” (Surat Al-Baqarah ayat 43)

***

Leave a comment »

Berjuta Rasanya

Cuaca saat ini memang sedang tidak baik. Banjir di mana-mana. Hujan setia menemani hari. Bagaimana dengan daerahmu? Semoga aman-aman saja. Aamiin.

Oke. Tulisan ini sebenarnya bukan akan membahas tentang cuaca saat ini atau banjir yang melanda negeri kita. Semoga di mana pun kita, doa dan bantuan selalu teriring untuk mereka yang masih dilanda musibah. Aamiin.

******************************************************************************************************************

Cuaca saat ini boleh buruk, tetapi jangan dengan hati atau perasaan kita. Meski kita hanya berani menulis kata-kata dalam buku harian, memendam perasaan lewat puisi-puisi…tetapi sungguh, itu lebih baik ketimbang kita menikam hati kita sendiri.

Dalam menapaki episode kehidupan ini, yang entah sampai kapan kita diberi waktu oleh-Nya , Dia telah merangkaikan episode-episode terbaik bagi kita. Entah itu episode membahagiakan, mengharukan, atau menyedihkan. Pun dalam masalah perasaan. Dia telah merangkaikan kisah dan tokoh-tokoh terbaik yang dikirim untuk mengisi kisah tersebut. Semua pengalaman dan perasaan adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita. Tidak peduli sesederhana apa pun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman yang baik.

berjuta rasanya

Di buku ini, terkisah 15 cerpen mengenai pengalaman cinta dan perasaan. Semuanya dikemas secara baik oleh Tere Liye dalam buku yang berjudul “Berjuta Rasanya”.

Ada beberapa kisah cinta dan perasaan yang saya sukai. Semuanya mengandung makna dan hikmah. Cerita dalam buku ini fiksi, beberapa di antaranya ditulis ulang, terinspirasi dari cerita-cerita lain yang telah ada.

Cerita yang saya sukai, salah satunya adalah “Kupu-kupu Monarch”. Cerita yang mengisahkan tentang pengorbanan seorang istri terhadap suami tercintanya. Perjalanan penuh lika-liku yang mengiris hati. Saya pun terbawa hanyut oleh ceritanya hingga air mata pun menggenang di ujung mata. Bagaimana tidak, kesetiaan benar-benar diuji di sini. Kesetiaan dan pengorbanan istri terhadap suami. Suami tercinta yang dilanda musibah sakit yang menyebabkan ia tak bisa apa-apa dan istrinya menjadi pincang, kehilangan satu kaki demi suaminya. Meskipun begitu, suaminya tetap memuji kalau istrinya cantik. Hingga enam bulan kemudian istrinya hamil. Tapi, apa yang terjadi dengan suaminya setelahnya? Setelah ia sembuh tanpa ia tahu pengorbanan besar sang istri selama sakit, karena istrinya yang menyembunyikannya, suaminya malah memilih wanita lain. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita yang ditemuinya sedang mandi. Hati mana yang tidak tersayat jika awalnya jalan hidup mereka begitu indah dan romantis, mereka saling mencintai, namun akhirnya dihiasi dengan penghianatan? Padahal istrinya tidak banyak menuntut, selain perhatian dan kasih sayang. Walaupun mereka miskin, tetapi selalu merasa berkecukupan.

Kejadian tersebut awalanya di penghujung tahun kelima pernikahan mereka. Musim dingin datang tak terperikan. Kota mereka dikungkung badai salju berhari-hari. Seluruh kota mengalami kesulitan besar. Dan celakanya, itu semua belum cukup, penyakit aneh mendadak menjalar dengan cepat. Tubuh-tubuh lumpuh, muka pucat, dan bibir membiru. Suaminya, Fram, terkena penyakit ganjil itu.

Suatu ketika tiba-tiba ada seekor belibis di rumah mereka. Beruntung sekali bagi mereka karena mereka tidak memiliki daging untuk menyembuhkan penyakit Fram. Alhasil, belibis itu jadi santapannya. Mereka tidak tahu kalau belibis itu memiliki pasangan.

Perubahan sikap Fram terhadap istrinya terjadi setelah pertemuan pertama dengan gadis cantik di danau itu. Gadis itu, rupanya adalah jelmaan gadis belibis. Wajahnya cantik dan pakaiannya indah. Fram benar-benar terbutakan oleh gadis tersebut. Semenjak itu, ia sering menghabiskan waktu bercengkrama di tepi danau dengan gadis itu. Hingga seminggu sudah Fram tidak pulang.

Suatu hari, istri Fram memutuskan mencari suaminya dengan sepotong tongkat. Setelah susah payah menyusuri hutan dan danau, akhirnya ia bertemu dengan suaminya. Namun, suaminya tak sendiri, ia bersama gadis belibis. Cemburulah istri Fan. Ia pun segera menghampirinya. Namun, suaminya malah menolak dan mengajak gadis belibis pergi. Istri Fram sedih dan menangis. Ia meminta keadilan pada suami dan gadis belibis itu. Ternyata gadis belibis itu juga meminta keadilan atas kehilangan pasangannya dua tahun silam. Yaitu, burung belibis yang dimakan oleh mereka saat bencana melanda.

Akhirnya muncullah dewa-dewi dan memberikan istri Fram tiga permintaan. Ia meminta Fram untuk memilihnya. Namun, apa yang terjadi? Apakah Fram memilih gadis itu atau istrinya? Akhirnya, istri Fram pun menggunakan tiga permintaan tadi untuk menghilangkan kelebihann milik gadis belibis atau menambahkan kelebihan miliknya. Biarlah Fram yang memutuskan untuk memilih siapa.

Permintaan pertama adalah istrinya ingin seluruh sihir milik gadis belibis itu hilang. Cahaya yang mengungkung gadis belibis itu mendadak lenyap. Pakaiannya kehilangan kemilau. Namun, suaminya memilih gadis itu.

Permintaan kedua adalah istrinya ingin seluruh sihir yang masih mengungkung suaminya dihilangkan. Namun, apa yang terjadi? Fram tetap memilih gadis itu.

Permintaan ketiga pun dikeluarkan. Istri Fram menginginkan Fram melihat janji kebahagiaan yang diberikan oleh bayi yang ia kandung. Siluet cahaya menggetarkan mengungkung kepala Fram. Ia seperti menyaksikan visualisasi nyata masa depan mereka. Kehidupan yang menyenangkan di pondok dengan anak-anak mereka. Tetapi, apalah gunanya janji masa depan itu? Fram mengibaskannya. Ia merasa memiliki kehidupan yang lebih indah bersama gadis belibis itu. Fram mendesis, memilih gadis belibis.

Tersungkurlah istri Fram sekarang. Menangis. Tiga kali kesempatan, habis sudah pengharapannya. Musnah. Tepi danau itu senyap, hanya diisi oleh berlarik suara tangisan. Fram meraih tangan gadis itu dan mengajaknya pergi. Matanya benar-benar dibutakan oleh tampilan. Tega sekali ia memberangus kehidupan bersama istrinya. Dewa-dewi menghela napas tertahan. Apa pun hasilnya, semua sudah selesai.

Salah seorang dewi pun berkata lirih, “Kenapa kau tidak menggunakan kesempatan terakhirmu untuk menunjukkan kejadian yang sebenarnya, wahai wanita yang malang?”. Dewi yang lain menimpali,
“Wahai wanita yang malang, kenapa kau tidak meminta kami menunjukkan dengan nyata kejadian malam itu. Agar suamimu melihatnya. Agar gadis belibis ini melihatnya.”

Istri Fram berkata lirih, tertahan, “Aku tidak ingin cintanya kembali karena dia merasa berhutang budi.”
“Kau melakukannya karena cinta, wahai wanita yang malang. Maka tidak ada hutang budi. Ah, urusan ini amat menyakitkan!”

Begitulah cinta sejati itu. Berkorban untuk orang yang dicintainya dan tidak mengharapkan cinta kembali karena rasa hutang budi.

Dibalik kelebihan-kelebihan yang ada dalam buku ini, menurutku ada kekurangannya. Yaitu, adanya pengulangan kalimat bahkan pengulangan paragraf di hampir setiap cerita. Hal itu bukannya menguatkan cerita, tetapi jika seluruh bagian tersebut adalah sama justru membuat bosan yang membacanya karena adanya pengulangan kisah.

***

Leave a comment »

How To Master Your Habits?

Taraamm. Ini tulisan keduaku di tahun ini mengenai habits yang disarikan dari buku karya Felix Shiauw. Meskipun saya bukan pembaca buku-buku karya Beliau dan ini adalah buku pertama Beliau yang saya baca. Semoga bisa menambah semangat dalam resolusi 2014 terutama mengenai habits kita. Bagaimana? Cekidot!
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Ada satu pertanyaan yang selalu menarik untuk dibahas bagi siapapun yang peduli pada proses pengembangan diri, “Mengapa satu orang bisa menguasai satu keahlian tertentu sementara yang lain tidak?” lebih jauh lagi pertanyaannya berkembang menjadi, “Bagaimana seseorang bisa menguasai suatu keahlian?”

Bagi sebagian besar manusia, keahlian adalah perkara bakat. Bagi sebagian yang lain, keahlian adalah masalah latihan dan pengulangan. Yang menarik pula, terkadang kita saksikan seseorang sangat termotivasi untuk menguasai satu keahlian, namun ia tak dapat menguasainya. Di sisi lain, ada seseorang yang sama sekali tidak mempunyai motivasi namun menguasai suatu keahlian.

Buku yang ditulis oleh seorang ustaz mualaf ini, Felix Shiauw, memberikan gambaran kepada kita tentang bagaimana membuat “ramuan” handal untuk memiliki suatu keahlian. Keahlian bukanlah sesuatu yang diwariskan. Namun, keahlian adalah hasil pilihan, latihan, dan pengulangan pilihan-pilihan yang telah dibuat.

Menurut beliau, dalam memiliki suatu keahlian, bukanlah bakat yang lebih berpengaruh dalam keahlian seseoarang, melainkan sesuatu yang lain, yang selanjutnya disebut dengan habits (kebiasaan).

Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktvitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.

Dalam membentuk kebiasaan, tidak perlu memikirkan apa posisi awal kita saat ini, karena itu tidak penting. Kita dapat menjadi apapun atau menguasai suatu keahlian apapun yang kita inginkan bila kita benar-benar menginginkannya, dengan cara membiasakan dan membentuk habits pada diri kita. Menjadikan yang luar biasa menjadi kebiasaan. Seseorang yang memiliki banyak habits baik dalam dirinya sudah dapat dipastikan akan lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sedikit habits yang baik.

Dalam habits, kreativitas dan spontanitas juga adalah habits. Jadi, bisa mempunyai kemampuan untuk membentuk habits (ataupun menghancurkannya) adalah keahlian yang sangat kita perlukan. Justru, ketika kita tidak memiliki kemampuan mengendalikan habits, kita akan jadi robot yang dikendalikan habits kita.

Habits adalah hasil daripada pengulangan suatu aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Semakin banyak satu aktivitas diulang dalam jangka waktu yang lama, maka habits akan semakin kuat. Habits pada manusia dipengaruhi oleh cara berpikir. Namun, dalam pembentukannya, peran akal tidaklah terlalu dominan. Faktor yang menentukan apakah kita akan memiliki habits hanya 2 hal, yaitu practice (latihan) dan repetition (pengulangan) yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu.

Practice atau latihan berfungsi untuk menentukan apakah aktivitas yang akan dilakukan sudah benar atau belum, tepat sasaran atau tidak. Sedangkan pengulangan akan menyempurnakannya. Practice makes right, repetition makes perfect. Sama seperti manajemen, practice adalah efektivitas, repetition adalah efisien.

Dalam hidup, hidup kita menarik karena ada sesuatu yang kita kejar dan tuju dalam hidup,sehingga hidup kita tidak menjadi rutinitas yang menjemukan. Ada tiga pertanyaan yang cukup penting dalam habits. Membentuk habits, sama halnya memerlukan kejelasan tujuan, apa yang ngin idicapai? Semakin jelas kita menjawab what dalam hidup semakin besar pula daya tarik yang dihasilkan.

Semakin jelas apa yang kita inginkan di masa depan, maka semakin besar pula daya tarik untuk melakukan suatu aktivitas. Maka, sering-seringlah berpikir tentang masa depan, merencanakan masa depan. Karena masa depan menentukan aktivitas apa yang akan kita lakukan pada saat ini.

Selain what, pertanyaan selanjutnya adalah why, mengenai “mengapa kita harus melakukan itu”. Sedangkan strong why adalah jawaban dari pertanyaan “Mengapa kita harus melakukan hal itu?”. Ketika seseorang tidak memiliki strong why yang kuat untuk berbuat sesuatu, maka dia akan menundanya terus-menerus.

Proses membentuk habits sejatinya adalah melatih dengan sengaja aktivitas yang awalnya kita lakukan dengan sadar, menjadi bisa kita lakukan dengan tidak sadar (otomatis). Ada tiga langkah praktis dalam membentuk habits baru. Yakni: mulai dari yang kecil, temukan tempat habits, dan berlatihlah terus.

Selain itu dalam membentuk habits, banyak hal menjadi berbeda itu bagus dan tentu kita akan diingat oleh orang. Dunia itu tidak adil. Dunia hanya bisa mengingat beberapa nama saja, namun tidak semua manusia. Yang diingat oleh dunia hanya yang dapat keluar dari kerumuanan, the Outliers. Sedangkan yang biasa-biasa saja, yang tidak diingat oleh dunia, yang tertinggalkan waktu, dinamakan Out of Order.

Dalam membentuk habits, walaupun kita pandai menyusun rencana, namun kita lebih pandai lagi untuk menundanya. Inilah habits buruk sebagian besar orang. Menunda. Padahal yang terpenting dalam membentuk habits adalah action, amal nyata.
***

Leave a comment »

Goresan di Kaki Langit 2013: Bingkai Aksara

Ada sebuah bingkai di hidupku

yang memajang potret senyum manisku

mengelilingi setiap lembar kenanganku

menggantungkan mimpi indahku

melapisi setiap perjuanganku dengan kerasnya kaca tekadmu

Ada sebuah bingkai di hatiku

yang merekatkan setiap perasaan

meneguhkan setiap keyakinan

mengaminkan banyak harapan

memberi banyak pelajaran

menyulam banyak kenangan

Di bingkai itu, aku menemukan

: rupa-rupa, nama, dan cerita

yang tiga tahun telah dibingkai bersama

menggoreskan tinta-tinta cerita, mengukir sejarah, berbagi kisah, dan merekatkan puzzle kehidupan yang terpisah

Di penghujung tahun ini

Aku menyulam kenangan-kenangan indah di kaki langit

Lalu kutiupkan doa ke setiap penjuru

Yang mana ada nama kita di situ

263434_1813576153706_1669123491_1483957_2776750_n

Di kaki langit ini

Semoga si merah: selalu memiliki semangat yang menyala, dan

si putih: selalu berani di setiap sisi

Di tahun baru esok

semoga kita terus menggantung

di tembok kehidupan yang paling tinggi

di tembok kehidupan yang penuh warna

yang mana ada nama kita di bingkai-Nya

yang memberikan keceriaan dan makna bagi sesama

lalu, mengangkasa dengan karya-karyanya

Di penghujung tahun ini

Biar kueja sebuah nama:

Atas nama cinta, pena, dan cerita

Kami adalah pena-pena sejarah

Semoga selalu menebarkan cinta dan makna pada sesama

Agar hidup kian bermakna

Rajut asa meniti jalan-Nya

Agar menjadi hamba-hamba pilihan-Nya

“Keep your hand moving, keep your head thinking, and keep your heart feeling.”

Thanks AKSARA SALMAN ITB, thanks Bandung…. 😉

[Tangerang, di penghujung langit 2013]

Leave a comment »

Bersama Hujan, Hujan Rindu [Bagian 8]: Sepenggal Sayap

Aku memikirkanmu di separuh perjalanan waktu

Hingga air yang menetes dari ujung genteng nyaris tak lagi ada

Hujan, di sini aku masih terdampar

Terdampar di sudut hati yang memuarakanmu

Kamu kenapa?

Dulu kamu meletakkan separuh sayapmu di punggungku

Hingga aku pun membiarkannya tumbuh

Bukankah kamu bilang kita akan terbang bersama?
sayap-cinta-qt

Dulu, pagi adalah mentari di mana kita mengawal mimpi

Senja adalah masa di mana kita tertawa

Dan malam adalah purnama yang membiaskan kita dalam romansa cerita

Kini,

ilusi!

Hujan,

Ini aku, sepenggal nama yang kau kubur hidup-hidup

Kini aku, sepenggal sayap yang telah patah

Sesungguhnya dilupakanmu lebih menyakitkan ketimbang jantungku terbelah dua

Untuk kamu,

Ini aku, yang masih menyimpan sepenggal sayap

Yang berharap: kamu membuka mata

Lalu tersadar…

Ini aku, seseorang yang mestinya kau rindukan….

Bukan aku, seseorang yang sayapnya kau patahkan….

-tengah malam di pertengahan akhir tahun-

Tangerang yang basah…..oleh gundah

(22122013)

00:04 WIB

Leave a comment »

Yang Sederhana

Sehari tanpa matahari disebut malam.
Iya Iyalah.

malam
Kata-kata tersebut sederhana, bukan?

Demikian sederhananya, sehingga kita bisa bilang “Iya Iyalaah..”. Banyak sekali hal lainnya dalam hidup ini yang sederhana sehingga kita bisa bilang, “Iya Iyalah.” Sering, kita menyepelekan hal-hal yang sederhana, tetapi gagal karena menyepelekan yang sederhana dan sukses juga karena yang sederhana. Contohnya, kita mau mencari ilmu yang tinggi tetapi yang sederhana diabaikan. Kesalahan utama kita dalam hidup ini bukanlah kurang ilmu, tetapi kebanyakan ilmu yang salah.

Begitu pula dengan kesuksesan. Kesuksesan diperoleh dari hal-hal yang rinci, hal-hal yang sederhana. Sukses ada dalam impian-impian kecil. Contoh, orang yang rajin pangkal pandai (Iya iyalaah). Benarkah? Coba kita lihat di sekeliling kita, apakah orang yang berprestasi/pandai diperoleh dengan cara yang mudah? Cara yang amat singkat? Tentunya ia jadi pandai karena tekun, rajin belajar, dan punya motivasi tinggi, bukan? Sama seperti ketika kita ingin memanen padi. Kita tidak bisa memanen padi kalau tidak menanam padi mulai dari benih sampai akhirnya tumbuh menjadi padi yang berisi.

Pertanyaan dan pernyataan sederhana:

1. Banyak masalah? Bagaimana kita tahu kalau permasalahan yang kita hadapi bisa kita lalui? Caranya sederhana: melakukan.

Allah mengharapkan kita mencoba. Jika kita sukses, kita berbahagia. Maka, kalau kita gagal, Allah menghendaki kita belajar. Tentang masa depan, kita tidak tahu. Tetapi, kenapa orang sering galau tentang masa depan? Tidak logis kan? Ya. Maka dari itu dilogiskan. Bagaimana? Bahwa masa depan itu akan kita masuki, untungnya masa depan itu akan kita hadapi dalam berhari-hari. Kemampuan itu tidak mendadak besar. Mendadak besar diketahui ketika seseorang tidak bertemu sekian lama. Sehingga, dapat diketahui bahwa kegalauan itu karena adanya ketidakjelasan. Mau tidak galau? Caranya, lihatlah lebih dekat karena yang dekat itulah yang jelas.

2. Burung lebih suka terbang karena kalau jalan, jauh.
Iya Iyalah.

Burung kalau jalan itu berarti galau. Kalau bisa terbang, maka jangan jalan. Sama halnya dengan kita. Kalau bisa dilakukan lebih cepat, maka jangan lambat.


3. Dalam dua hari, besok akan jadi hari kemarin.

Orang yang galau dengan masa lalunya, harus lihat konsep ini. Orang yang ingin memperbaiki masa lalunya, berarti harus memperbaiki hari ini sebaik-baiknya. Jadi, kita harus hebat hari ini supaya masa lalu kita membanggakan.

Sederhana, bukan? 😀

Tetap semangaattt………….. ^_^9

#KamisMenulis

Leave a comment »

Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!

Jangan Jadi Muslimah Nyebelin

salon kepribadian Judul Buku : Salon Kepribadian, New Jangan Menjadi Muslimah Nyebelin
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Harga : Rp56.000,-
Tebal : xvi + 312 halaman
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 978-602-9055-15-3

Ingin tampil cantik luar dan dalam? Berkerudung rapi atau berhijab syar’i saja ternyata tidak cukup. Ternyata, banyak hal-hal kecil di sekitar kita yang justru akan memberi atau menambah kesan buruk pada diri seorang muslimah. Tak terkecuali kepada para jilbabers atau muslimah berhijab syar’i sekalipun. Hal itu karena kebiasaan atau rasa kurang peka yang dimiliki oleh muslimah.

Dalam kehidupan ini, bukan hanya wajah dan rambut yang perlu direhab, tetapi ada yang lebih penting untuk diperbaiki, yaitu akhlak, lisan dan tingkah laku, juga mengoreksi hal-hal terkait penampilan yang ujung-ujungnya mencerminkan kepribadian. Karena sesholihah apapun, selebar apapun jilbab kita, selama belum merasa pasti telah menggenggam tiket ke surga, maka wajib untuk sama-sama memperbaiki diri. Sebab akhlak adalah cerminan iman.

Pepatah “Semut di seberang lautan tampak, gajah di depan mata tidak tampak”, sebenarnya merupakan “ledekan” yang luar biasa benar. Karakter manusia memang jauh lebih mampu menangkap, melihat, dan memerhatikan apa yang ada di luar, ketimbang apa yang ada di dirinya sendiri. Bagaimana dengan perempuan? Di dalam Alquran, Allah memberikan perhatian khusus kepada perempuan,

“……dan janganlah wanita-wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita- wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan…”

Sungguh, Allah Mahatahu. Sungguh, perempuan memang memiliki kecenderungan untuk melakukan yang disindir-Nya. Secara tidak langsung ayat itu juga mengajak perempuan beriman untuk meneropong diri terlebih dahulu, tahu kualitas diri yang sebenarnya, dan tidak cepat merasa lebih baik dari orang lain.
Melalui buku ini, Asma Nadia memaparkan tentang hal-hal yang bisa mempercantik kepribadian seorang muslimah agar cantik luar dan dalam dan terhindar dari hal-hal nyebelin. Mulai dari masalah kebersihan diri, lingkungan, masalah ibadah, dan tentunya mengenai attitude yang dikupas dalam 8 BAB.

Misalnya mengenai masalah kebersihan diri. Asma Nadia memaparkan hal-hal remeh yang mengganggu yang dapat membuat orang lain ilfeel. Seperti keringat, bau mulut, rambut, tangan, dan aneka rasa bau-bau lain. Selain itu, Asma Nadia juga mengupas hal-hal yang nggak indah di mata di sekitar wajah serta serba-serbi penampilan yang disertai tips dan tricks sederhana. Adapun masalah attitude yang dibahas di sini pun cukup banyak. Seperti jangan asal jaiz, jangan ikut campur, jangan lelet, jangan kuper, penggoda, hal-hal yang merusak kegembiraan teman, mencela/menghina, bigos, nggak lihat sikon, celetuk yang membuat malu, dll.

Cerita atau pembahasan di buku ini, disertai dengan kutipan-kutipan curhatnya pembaca Asma Nadia
atau para asmanadians –sebutan untuk pembaca Asma Nadia- yang tergabung dalam milis pembacaasmanadia@yahoogroups.com. Sehingga, tak hanya pengalaman penulis saja yang kita peroleh, tetapi kita bisa mengetahui kejadian faktual yang dialami muslimah mengenai dirinya atau lingkungannya yang berkaitan dengan masalah kepribadian. Bahasa yang digunakan mudah dicerna dan tak jarang menggunakan bahasa gaul yang tak asing di telinga sehingga membuat pembaca tidak bosan bahkan membuat tertawa menyadari kesalahan diri dan berjanji mengubahnya. Dengan lugasnya, Asma Nadia menjabarkan berbagai ‘kelemahan’ yang sering kali tidak kita sadari dan membuat kita tersadar memiliki banyak kelemahan. Satu catatan dari buku ini, bagi saya pribadi, adalah ‘font’ yang digunakan kurang membuat mata saya nyaman.

Buku ini sangat berguna bagi siapa saja yang tidak hanya menginginkan cantik luar saja, tetapi cantik kepribadiannya (inner beauty). Mulai dari remaja yang sedang belajar berjilbab maupun umahat sekalipun. Karena, buku ini membahas membahas masalah faktual yang dialami remaja maupun pengalaman muslimah yang sudah menikah. Sehingga, tak heran Asma Nadia menyebut buku ini sebagai “Kado cinta untuk muslimah atau (calon) istri”.

Penulis yang telah menerbitkan lebih dari 47 buku dan mengisi dialog kepenulisan di berbagai negara ini, tak henti-hentinya mengajak muslimah untuk sering introspeksi diri dan menunjukkan semangat ishlah/memperbaiki diri. Jangan sampai, orang-orang terganggu atau menjadi sebel dengan satu sisi diri kita yang dapat membuat image muslimah lain dan Islam menjadi buruk. Karena, muslimah bukan hanya sekadar perempuan biasa, ia membawa label ‘Islam’ dalam tindak tanduknya. Asma Nadia menuliskan alasanya, “Sebab, muslimah dengan kerudung dan aktivitas keislamannya, punya sosok manis dan izzah (kewibawaan) yang harus dilindungi. Sebab, orang menilai Islam dari pengikutnya,” (hal.2)

Penulis berpesan, “Tekadkan niat untuk memperbaiki lisan, hati, juga penampilan, agar tak menyakiti hati dan menyebalkan siapapun. Semoga setiap pertemuan dengan saudara-saudara seiman ataupun bukan, muslimah bisa memberi senyum, keramahan, dan kebaikan, yang kesemuanya bermuara ke sebuah jalan hidup bernama Islam.”

Akhir kata, mari kenali diri lebih dekat. Jangan jadi muslimah nyebelin!

Leave a comment »

“Bermimpilah, kelak Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”

“Kalau kau tidak pernah bermimpi, orang-orang seperti kita akan mati.”
“Bermimpilah, kelak Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”

sang pemimpi

Masih ingatkah kalian dengan ungkapan itu? Ya, ungkapan yang disampaikan Arai kepada sepupunya, Ikal, dalam film “Sang Pemimpi”.

Ya, mimpi. Mimpi adalah suatu kekuatan yang bisa mengkristalkan harapan menjadi kenyataan. Itulah salah satu kekuatan yang digunakan Ikal dan Arai dalam mewujudkan harapan, cita-cita, dan impiannya. Film yang dirilis pada tahun 2009 ini merupakan film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata dengan judul yang sama, Sang Pemimpi. Novel bahkan filmnya telah menyedot perhatian jutaan orang di negeri ini. Saya, termasuk salah satu diantaranya. Novel dan filmnya sama-sama telah aku baca dan aku saksikan.

Melalui film ini, saya kembali diingatkan tentang perjalanan mimpi-mimpi saya. Entah itu mengenai perjalanan mimpi yang telah dibangun sejak masa SMA ataupun selama kuliah. Bila ingat itu, saya tersenyum sendiri, bersyukur atas perjalanan hidup yang telah digariskan-Nya. Baik itu perjalanan hidup yang menyenangkan maupun menyedihkan. Yang pasti, banyak sekali ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama menapaki hari-hari bersama-Nya.

Film ini berlatar di Pulau Magai, Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, gedung bioskop, SMA Negeri 1 Manggar. Film yang bertema persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan ini menceritakan tentang tiga sahabat yang memiliki mimpi dan semangat yang tinggi. Ialah Ikal, Arai, dan Jimbron. Mimpi Ikal dan Arai yaitu menapakkan kaki di Eropa. Sementara mimpi Jimbron adalah memiliki kuda.

Bagaimana mereka mengarungi kehidupan mereka dalam meraih mimpi-mimpinya? Ya, film ini mengisahkan perjalanan hidup Ikal, Arai, dan Jimbron sejak masa remaja, yaitu sejak SMA. Mereka memiliki semangat tinggi dalam meraih mimpi karena kehadiran guru yang luar biasa bagi mereka. Yaitu Pak Balia, guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Pak Balia adalah sosok guru yang luar biasa. Ia begitu semangat dalam mengajar dan mendidik. Satu pelajaran yang bisa saya petik sebagai seorang guru adalah cara dia dalam mengajar. Semangat, kreatif, pintar, dan sabar. Kekreatifan yang bisa ditiru adalah ketika mengawali pembelajaran, dia selalu memberi motivasi tentang kekuatan mimpi dan orang-orang hebat. Selain itu, siswa disuruh untuk mengungkapkan satu quote mengenai hal-hal yang bisa membuat mereka terinspirasi dan termotivasi. Quote tersebut diambil dari tokoh-tokoh yang berpengaruh dan mereka kagumi.

Arai adalah sepupu Ikal. Pada awal film ini, dikisahkan tentang sosok Arai yang begitu luar biasa bagi
Ikal. Pintar, baik hati, ceria, penuh semangat, dan penyabar adalah sosok Arai. Semenjak orangtuanya meninggal, Arai tinggal bersama Ikal. Ikal menceritakan, bukannya dia yang menghibur tetapi justru Arailah yang sering menghibur hidupnya. Kehilangan orangtua tak mematikan mimpi dan kehidupannya. Justru, itu yang membuat dia bangkit dan yakin akan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Seringkali, ia menyematkan motivasi dan kekuatan mimpi yang tinggi kepada Ikal meskipun mereka orang sederhana. Salah satunya mimpi untuk menginjakkan kaki di Universitas Sorbonne, Paris.

Kehidupan remaja mereka dihiasi dengan semangat dan keprihatinan. Mereka sekolah sambil bekerja demi biaya hidup dan meringankan kedua orangtua. Mereka bekerja di pelelangan ikan ketika ikan tiba di pelabuhan. Uang yang mereka dapat pun mereka tabungkan. Namun, pernah suatu ketika, Arai meminta Ikal untuk menyatukan uang tabungannya selama satu tahun dengan uang Arai. Awalnya, Ikal tidak sependapat karena uang yang dikumpulkan secara susah payah selama satu tahun itu hanya untuk membeli alat-alat dan bahan-bahan untuk kue saja. Namun, begitulah Arai. Jalan pikirannya begitu luar biasa. Ternyata bahan dan alat kue itu ia berikan untuk salah seorang ibu janda beranak satu yang sering meminjam beras kepada ibu Ikal. Bahan dan alat kue itu ia berikan sebagai modal awal ibu itu agar ibu itu membuka usaha kue sehingga bisa menghidupi kehidupannya bersama anaknya. Arai memang perhatian dan berhati mulia. Itulah yang membuat Ikal senantiasa semangat dan tersenyum.

Selain kisah tersebut, ada kisah lain. Kisah mengenai kenakalan dan keisengan mereka seperti halnya remaja pada umumnya. Kenakalan dan keisengan yang mereka lakukan adalah dengan tindakan berani yang mereka lakuka. Namun, berani di sini dalam artian konotasi. Mereka “berani” menonton sebuah film yang tidak lazim bagi umur mereka. Yaitu menonton bioskop film dewasa. Namun, beruntung ada Pak Mustar (Kepsek mereka) yang telah mengetahui tindakan mereka. Sehingga, ketika di tengah-tengah film dewasa tersebut, mereka dipaksa pulang. Besoknya, mereka bertiga dihukum di sekolah untuk membersihkan WC sampai bersih dan wangi.

Kisah lain, mengenai kisah cinta Arai dan Zakiah Nurmala, gadis impiannya. Berkali-kali Arai mencoba memikat hati Zakiah, namun Zakiah tak memberi sinyal apapun. Namun, bukan Arai namanya jika tidak berjuang. Macam-macam yang telah dia lakukan. Hingga suatu saat, ia belajar musik/seni kepada salah seorang seniman di kampungnya. Arai pun akhirnya membawakan sebuah lagu untuk Zakiah di depan rumah Zakiah. Karena bagi Arai, sebelum ia lulus, ia sudah harus bisa menaklukkan hati Zakiah. Sementara di kisah lain tak diceritakan kisah cinta Ikal atau pun Jimbron.

Setelah selesai SMA, Arai dan Ikal merantai ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jombron lebih memilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya, setelah banyak pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukang Pos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. Selama kuliah, Ikal bekerja sebagai tukang sortir (tukang pos). Meskipun pada awalnya, Ikal tak percaya dengan tukang pos. Kenapa? Ia ceritakan menjelang akhir cerita. Yaitu, dulu sempat ketika Ikal masih SD ayahnya menerima surat kalau ayahnya bakal naik pangkat di perusahaan Timah. Namun ternyata, surat itu salah alamat. Sehingga, kebahagiaan untuk naik pangkat itu ternyata semu belaka.

Setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar. Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor penguji begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal, meskipun hanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang masih bekerja sebagai Tukang Sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selai, siapa yang menyangka. Kejutan yang luar biasa. Arai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya bertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru.

Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke Belitong. Ketika ada surat datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman peberima Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orangtuanya. Sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat dia rindukan. Kegelisahan dimulai. Tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu, akhirnya Ikal diterima di Perguruan Tinggi, Sorbonne ,Perancis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, subhannallah, inilah jawaban dari mimpi2 mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Disinilah perjuanagan dari mimpi itu dimulai dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.

Film ini cocok ditonton oleh siapa saja. Mulai dari remaja sampai dewasa. Karena ini mengenai mimpi, mimpi yang diukir oleh semangat yang tinggi, harapan yang tinggi semenjak remaja. Cocok sekali untuk remaja yang membutuhkan motivasi mengenai mimpi-mimpinya. Bahwa tak ada yang mustahil di dunia ini jika kita menyandarkan hidup hanya pada yang Maha Kuasa. Berusaha, yakin, dan berdoa. Peluk erat mimpimu karena kelak Tuhan memeluk mimpi-mimpi kita.

Kekurangan dari film ini adalah ada bagian gambar yang kurang bagus. Ada adegan yang digambarkan kurang jelas, gelap, dengan suara yang kurang mendukung sehingga keindahan cerita menjadi kurang tercitrakan.Kalau dihubungkan dengan novelnya, tentunya masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kalau dengan membaca novel, kita bisa merasakan indahnya kata-kata yang dirangkai penulis. Imajinasi kita menjadi liar dan bisa menambah khasanah intelektual kecerdasan linguistik kita. Adapun kelebihan dari menonton film, kita bisa merangsang indra kita dalam menafsirkan sebuah cerita. Tak hanya indra penglihatan dan perasa yang berperan, namun indra pendengaran. Kekurangannya, kita terpaku hanya pad visual saja, sementara keindahan makna dari bahasa yang digunakan tidak kita dapatkan di sini.

Leave a comment »

Bersama Hujan, Hujan Rindu [Bagian 7]: Berharap

berharap

Malam ini
Butiran-butiran debu menempel di dinding-dinding yang lusuh
Kutiupkan angin dan kuusapkan satu jariku
Di balik dinding itu: untuk melihatmu

Secercah cahaya yang semburat
Kini aku bersembunyi di balik kata: berharap
Berharap pada keajaiban-keajaiban
Pada dia yang namanya masih terus hadir dalam ingatan >_<

Setiap kuingin memejamkan mata, namamu selalu teringat
Aku pun terdampar di sini
Di sudut hati yang memuarakanmu
Mengapa? Mengapa?
Hujan, apakah kini aku masih pantas tuk berharap?

Leave a comment »